free your mind

SINGAPURA, SENIN - Harga-harga minyak dunia terus merangkak mendekati 127 dollar AS per barel di perdagangan Asia, Senin (19/5), meski Arab Saudi menyatakan bahwa negara itu telah mendorong produksinya. Kontrak berjangka minyak mentah utama New York, jenis light sweet untuk pengiriman Juni naik 62 sen menjadi 126,91 dollar per barel. Kontrak acuan telah mencapai rekor 127,98 dollar per barel Jumat (16/5) pekan lalu sebelum pelaksanaan penutupan pada angka 126,29 dollar per barel. Kontrak minyak mentah London, Brent untuk pengiriman Juli naik 29 sen menjadi 125,28 dollar per barel, setelah ditetapkan pada posisi 124,99 dollar pada Jumat lalu. Menteri Perminyakan Arab Saudi, Ali al-Nuaimi, mengatakan Jumat lalu bahwa negara itu telah meningkatkan produksi minyaknya dengan 300.000 barel per hari mulai 10 Mei lalu menanggapi pesanan dari para pelanggan. Terutama, dari Amerika Serikat. Arab Saudi pun akan memompa 9,45 juta barel minyak mentah per hari pada Juni. Tetapi, sebagaimana dikutip dari Antara, Nuaimi menyatakan kembali bahwa pandangan jangka panjang Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) bahwa pasokan minyak global telah seimbang dengan permintaan dan bahwa fundamentalis pasar di mana wajar. Arab Saudi merupakan produsen minyak terbesar dalam 13 negara anggota OPEC yang memompa 40 persen dari minyak dunia. Iran, produsen terkemuka lainnya, mengatakan Sabtu (17/5) lalu bahwa setiap kenaikan produksi oleh OPEC seperti yang diminta oleh Amerika Serikat tidak akan berpengaruh pada harga. "Hal ini hanya akan meningkatkan cadangan," kata Menteri Perminyakan Gholam Hossein Nozari kepada pers. Harga minyak telah naik 25 persen sejak awal 2008, pada saat menembus di atas 100 dollar per barel untuk pertama kalinya. Goldman Sachs, bank investasi yang sangat aktif di pasar-pasar energi, memprediksikan harga minyak mentah kemungkinan naik menjadi 141 dollar pada semester ke dua tahun ini.