CEO Deutsche Bank: Krisis Kredit Segera Berakhir

Oleh Dian Agustina ZURICH, Investor Daily-Krisis kredit di pasar global segera berakhir dan pasar real estat Amerika Serikat (AS) diramalkan pulih pada semester dua tahun ini. Demikian pernyataan Chief Executive Officer (CEO) Deutsche Bank Josef Ackermann dalam wawancara dengan koran Sonntagsblick, Minggu (18/5). “Saya kira krisis keuangan sudah hampir berakhir. Memang belum usai sepenuhnya, tetapi tanda-tanda dari AS mendukung itu,” jelas Ackermann kepada surat kabar asal Swiss itu. Menurut dia, langkah-langkah pragmatis AS dalam menyelesaikan krisis itu akan segera tercapai. “Kita akan merasakan efek-efek itu pada semester dua tahun ini dan melihat pulihnya pasar real estat AS,” lanjut dia. Ambruknya pasar perumahan AS berawal dari tingginya angka gagal bayar kredit perumahan (KPR) akibat krisis kredit. Kondisi itu memicu krisis di pasar kredit Eropa dan AS karena sejumlah bank menghentikan kredit karena takut ‘terjebak’ dalam problema-problema subprime mortgage AS. Untuk itu, Ackermann mengingatkan sejumlah bank untuk menarik pelajaran dari krisis yang terjadi saat ini. “Saya khawatir pemerintah akan mengintensifkan regulasi-regulasi yang dapat memukul sektor kami,” kata Ackermann. Tumbuh Cepat Sementara itu, Menteri Keuangan AS Henry Paulson, Sabtu (17/5), mengatakan, ekonomi negaranya akan tumbuh lebih cepat dan pasar keuangan bakal lebih stabil pada akhir tahun ini. Meski demikian, dia menyebutkan bahwa pasar perumahan masih menjadi ancaman terbesar bagi ekonomi. “Meski kami harus mengatasi isu-isu perumahan dan pasar modal, kami juga melihat fase pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat sebelum akhir tahun ini,” jelas dia di hadapan 200 pebisnis dalam acara makan siang dengan The Washington Post. Dalam kajian situasi ekonomi negaranya, Paulson sangat optimistis dengan kondisi ekonomi AS, apalagi pengembalian pajak dalam paket stimulus ekonomi sudah mulai berjalan. Menurut dia, 130 juta rumah tangga akan menerima pengembalian pajak US$ 100 miliar pada pertengahan Juli mendatang. Sebagian besar ekonom setuju menyebut stimulus itu cukup kuat untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi selama kuartal dua dan tiga tahun ini. Namun, kondisi dikhawatirkan merosot pada akhir tahun, yang ditakutkan bakal terjadi ‘resesi berbentuk W’. Paulson juga menyampaikan optimismenya tentang outlook pasar modal. “Dalam prediksi saya, kita hampir mendekati babak akhir gejolak pasar ketimbang permulaan. Likuiditas pasar dan kepercayaan investor sudah pulih secara bertahap, meski belum seluruhnya,” lanjut dia, seperti dilansir Thomson Financial. Meski menunjukkan tanda-tanda kemajuan dan stabilitas, Paulson mengingatkan adanya ‘sejumlah gelombang di jalan’. Menurut dia, butuh waktu banyak untuk menghitung dan mengkaji ulang risiko dan memulihkan kepercayaan. Risiko Terbesar Paulson menegaskan, pasar perumahan adalah risiko terbesar bagi ekonomi AS dan memperingatkan bahwa penyitaan masih akan tinggi meski pemerintah telah berupaya keras mencegah aksi tersebut. Sejumlah kritikus menilai upaya-upaya yang dilakukan pemerintah Presiden George W Bush untuk membantu masyarakat mempertahankan rumah mereka terlalu lambat dan tidak cukup kuat. Namun hal itu dibantah Paulson. Menurut dia, jumlah pemilik rumah yang menghadapi persoalan finansial saat ini mencapai 2 juta orang per tahun. Dari jumlah itu, 1,4 juta di antaranya sudah mendapat respons dari pemerintah. “Ini jumlah yang signifikan dan pencapaian yang signifikan ketika Anda menyadari bahwa 2 juta merupakan estimasi bahwa itu juga adalah jumlah rumah yang akan disita tahun ini. Jika seseorang tidak bisa membayar rumah mereka dan harus terusir, itu sangat menyedihkan,” demikian Paulson mengimbuhkan. (dna)

Posted in Labels: , , |

0 comments:

Yahoo! Web Hosting - Build a great web site with our easy-to-use tools Your Ad Here

Online Payment

Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.