Tarif SMS Premium Dinilai Kemahalan

TEMPO Interaktif, Jakarta: Tarif pesan pendek (SMS) premium dikritik terlalu mahal. Menurut anggota Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia Heru Sutadi, harga ideal per pesan maksimal dua kali lipat dari tarif SMS normal. "Idealnya tarif tak lebih dari dua kali tarif yang normal, apalagi terkadang ada yang cuma memberi info sampah yang seharusnya konsumen tak dibebani biaya apapun," kata Heru Kamis pekan lalu kepada Tempo di Jakarta. "Masak hanya untuk tahu zodiak mesti bayar Rp 2.000 per SMS.” Rata-rata harga SMS premium yang memberikan informasi peruntungan, jodoh, zodiak, games, musik, atau ringtone dibanderol Rp 2.000 sekali kirim. Kini tarif SMS normal Rp 250-350 per pesan. Ia membandingkan dengan harga satu eksemplar koran yang berisi banyak sekali informasi. Heru berpendapat, konsumen sangat dirugikan dengan harga SMS premium yang sangat tinggi, tak sebanding dengan informasi yang diberikan. Heru menyatakan harga yang dipatok penyedia konten terlalu tinggi. Heru mengklaim kritiknya mengacu pada Keputusan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 21 Tahun 2001. Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia dan pemerintah memang tengah menggodok tarif SMS, termasuk SMS Premium. Masih terkait tarif premium, pemerintah juga menerbitkan imbauan tayangan kuis SMS Premium di televisi dihentikan. Alasannya, merugikan pemirsa dan cenderung membuat masyarakat bermental judi. Namun, operator SMS premium berpendapat berbeda. Ketua Indonesia Mobile & Online Content Association (IMOCA) Tjandra Tedja menjelaskan, para operator menetapkan harga berdasarkan konten masing-masing pesan, biaya operasional, dan marketing. Apalagi, tak ada penetapan harga baku SMS premium. "Informasi kan mahal, yang beriklan di televisi kan juga mahal biayanya," ujar Tjandra kepada Tempo kemarin. Ia menuturkan, harga SMS premium ini Rp 500-2.000, tergantung konten yang ditawarkan. Ia mengakui informasi yang ditawarkan bukan hal yang penting sebagai suatu kebutuhan pokok. Itu sebabnya, masyarakat bebas memilihnya sesuai kebutuhan. "Kalau tak penting, ya tak usah dibeli, demikian pula kalau harganya mahal," kata Tjandra. Di sisi lain, bagi masyarakat tertentu informasi itu cukup penting sehingga rela membeli berapa pun harganya. Tjandra mencontohkan informasi mengenai harga saham perusahaan tertentu. Orang yang berkepentingan akan membeli dan berlangganan konten itu. "Apalagi kalau membutuhkan ketepatan dan kecepatan, tentu informasi tersebut mahal," ucapnya. Dian Yuliastuti

Posted in Labels: |

0 comments:

Yahoo! Web Hosting - Build a great web site with our easy-to-use tools Your Ad Here

Online Payment

Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.