Pendapatan Tembus US$ 280 Juta, Asing Serap 70% IPO Saham Indika
Posted On 05 Juni 2008 at 23.44
JAKARTA, Investor Daily-Investor asing menyerap 70% penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) saham PT Indika Energy Tbk. Sisanya dialokasikan bagi investor domestik. “Sebagian besar asing yang memborong IPO saham perseroan untuk keperluan investasi jangka panjang,” kata Investment Banking Director Danareksa Sekuritas Reza Benito Zahar usai menyaksikan penawaran perdana Indika Energy di Jakarta, Rabu (4/5). Reza menjelaskan, 60% alokasi saham bagi investor lokal telah dipesan oleh aset manajemen Sedangkan sisanya dibeli oleh dana pensiun, asuransi, dan ritel.Indika akan menjual sebanyak 937,28 juta lembar saham kepada masyarakat seharga Rp 2.950. Sebesar 99% dari jumlah saham yang dipasarkan sudah terjual, sehingga tinggal 1% saham yang bakal ditawarakan mulai pada 4-6 Juni 2008. Berdasarkan hasil book building, total nilai pesanan IPO saham Indika Energy mencapai US$ 4,2 miliar atau setara Rp 38,6 triliun. Jumlah saham yang dipesan tercatat 15,9 miliar atau kelebihan permintaan lebih dari 17 kali. Padahal, perseroan hanya menargetkan oversubscribed enam-tujuh kali. Vice President Investor Relations Indika Energy Retina Rosabai menambahkan, dari total permintaan sekitar US$ 3,6 miliar adalah asing. Permintaan domestik mencapai sekitar US$ 600 juta atau Rp 5,52 triliun.
Perseroan akan meraup dana senilai Rp 2,76 triliun dari hasil IPO saham. Sebesar 15,2% dari dana digunakan untuk belanja modal dan pengembangan usaha jasa energi. Sedangkan 56,6% digunakan untuk mengembangkan usaha sumber daya energi dan akuisisi tambang batubara. Sebagian lagi dipakai untuk mengembangkan usaha infrastruktur energi. Retina mengatakan, perseroan segara mengakuisisi satu tambang batubara di Kalimantan Timur senilai US$ 20-25 juta. Pascaakuisisi, Indika Energy masih menyuntikkan dana sekitar US$ 80 juta, sehingga nilainya mencapai US$ 100 juta. Tambang tersebut adalah greenfield dengan berkapasitas produksi 3 juta ton per tahun. “Tapi, tambang itu mungkin baru dapat berproduksi pada 2011,” tambah Direktur Indika Energy Azis Armand. Hingga akhir 2008, perseroan menargetkan pendapatan sebesar US$ 280 juta dibandingkan tahun lalu US$ 248 juta. Laba bersih diharapkan bisa mencapai 50% dari total pendapatan.
Saham Cenderung Menguat
Head of Research Ciptadana Securities Sutedjo Widjojo menilai, harga saham Indika Energy di pasar sekunder cenderung menguat. Sebab, minat investor terhadap saham perseroan cukup besar. Hal tersebut tercermin dari alokasi pooling hanya 1%. “Kalau pooling hanya sebesar 1%, berarti permintaan besar sekali. Jadi, seharusnya harga di pasar sekunder akan naik tajam.Penguatan saham juga didukung oleh sektor batubara yang tengah booming,” jelas dia.
Sutedjo mengatakan, sektor batubara masih menjanjikan dalam jangka menengah. Apalagi, 70% pembangkit listrik di Asia menggunakan bahan bakar batubara dan permintaan belum dapat seluruhnya terpenuhi. Terkait harga perdana perseroan, Ia mengatakan, termasuk mahal jika dilihat dari price to earning ratio (PER) bila dibandingkan dengan PER PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG).