Juni, Inflasi Negara Ekonomi Maju Naik
Posted On 15 Juni 2008 at 01.03
Oleh Yohana SP Philips
LONDON, Investor Daily-Inflasi di Amerika Serikat (AS), Jepang, Eropa, dan Inggris pada pada Juni 2008 diperkirakan kembali naik. Hal ini akan memicu revisi besar-besaran atas perkiraan tingkat suku bunga dari beberapa ekonom. Survei bulanan Reuters yang dipublikasikan pada Kamis (12/6) menunjukkan, kumpulan perkiraan inflasi untuk AS dan Inggris naik dalam enam dari delapan bulan survei. Sementara wilayah Eropa juga diperkirakan naik dalam tujuh dari delapan bulan survei. Usulan dari Bank Sentral Eropa dan The Federal Reserve tentang langkah lanjutan mengenai kenaikan tingkat suku bunga, kemungkinan lebih tinggi dari yang diperkirakan oleh sebagian besar ekonom pada tahun ini.
Namun, langkah ini masih belum diputuskan terkait adanya kenaikan harga di pasar keuangan tahun ini di AS, Inggris, dan wilayah Eropa. Di Jepang, diperkirakan tidak akan ada kenaikan hingga awal tahun depan, saat inflasi bergerak lebih tinggi dari level terendah. Pertumbuhan ekonomi masih terlihat melemah di negara-negara G7 tahun ini, saat krisis kredit yang hampir berumur setahun mulai menyebar, dan tidak ada tanda bahwa pertumbuhan akan naik memasuki tahun 2009. "Resiko inflasi menjadi semakin krusial bagi The Fed dan beberapa bank sentral lainnya," kata Scott Brown dari Raymond James yang memperkirakan kenaikan seperempat poin menjadi 2,25% pada akhir tahun.
Sebagian besar ekonom memperkirakan The Fed akan mempertahankan suku bungan pada 2% tahun ini, setelah total pemangkasan mencapai 3,25% sejak September lalu. Namun langkah ini akan menyebabkan kenaikan harga 75 basis poin di tingkat pasar produk berjangka akhir tahun ini. Inflasi AS diperkirakan akan berada pada level 4% tahun ini, naik dari perkiraan 3,7% tahun lalu, sementara inflasi inti diperkirakan ada di 2,3%, sama dengn prediksi bulan Mei. Di Eropa, beberapa ekonom mempertimbangkan peringatan dari Presiden Bank Sentral Eropa Jean Claude Trichet bahwa suku bunga kemungkinan akan naik bulan depan. Namun, mereka masih yakin bahwa dia akan mengembalikan tingkat suku bunga pada kuartal-I 2009, saat pertumbuhan melemah.
Inflasi mencapai 3,6% di kawasan Eropa yang terdiri atas 15 negara pada bulan lalu, dan diperkirakan akan mencapai rata-rata 3,4% tahun ini, meningkat tajam dari 3,1% yang diperkirakan dalam survei pada Mei lalu.
Ubah Langkah
Sejalan dengan itu, para ekonom telah mengubah langkah akibat penetapan lebih dari satu kali pemangkasan tahun ini oleh Bank of England. Kondisi yang kontras dengan dua kenaikan tahun ini memang terbentuk oleh pasar. Lonjakan harga minyak dan makanan di seluruh dunia kemungkinan akan menekan pertumbuhan ekonomi tahun ini. Para ekonom bahkan menurunkan kesimpulan prediksi mereka untuk pertumbuhan ekonomi AS sebesar 1,1% pada kuartal-IV tahun ini. Bulan lalu, posisi inflasi berbasis kuartalan mencapai 1,2%. Tidak berubah dari bulan lalu, responden yakin 50% bahwa AS akan terperosok dalam resesi 12 bulan ke depan.
Walau untuk tahun depan diperkirakan akan ada peningkatan signifikan pertumbuhan ekonomi sekitar 2,3%, hal itu masih terpengaruh tren ekonomi AS. "Beberapa kenaikan terakhir pada harga minyak mentah secara jelas akan menyebabkan kondisi stagnan masih menyelimuti ekonomi AS hingga 2009. Konsumen kini menghadapi angin (tantangan) berkecepatan 80 mil per jam, yang tidak dapat disepelekan," kata Scott Anderson di Wells Fargo.