BI Rate Tak Akan Double Digit

Oleh Fathiya dan Toidin Bintarnyu
JAKARTA, Investor Daily-Bank Indonesia (BI) mengisyaratkan akan terus menaikkan suku bunga acuan (BI rate) guna merespons laju inflasi yang kemungkinan mencapai 12-12,5% pada akhir tahun. Namun, BI rate dipastikan tidak menyentuh double digit. Deputi Gubernur BI Hartadi A Sarwono mengungkapkan, bank sentral telah menghitung berapa besar kenaikan BI rate untuk menangkal tekanan inflasi yang diperkirakan terus menguat, terutama akibat kenaikan harga BBM. Saat ini, BI rate bertengger pada level 8,25%. “Inflasi ini akan terus naik, jadi kami menentukan kebijakan moneter untuk meng-adjust BI rate yang juga pasti naik. Tapi kalau dihitung-hitung, harusnya tidak sampai double digit,” kata Hartadi usai menghadiri pelantikan Gubernur BI Boediono di Jakarta, Kamis (22/5). Menurut dia, kenaikan BI rate saja tidak cukup meredam lonjakan inflasi. Apalagi pemerintah telah memastikan kenaikan harga BBM sebesar 28,7% pada akhir bulan ini. “Tanpa BBM naik saja, inflasinya sudah 9,5%. Kami sudah menghitung kalau kenaikan BBM 30% berarti inflasinya bisa plus- minus 12-12,5%,” paparnya. Hartadi memastikan kenaikan BI rate tidak berdampak pada perlambatan pertumbuhan ekonomi. “Melihat realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal I-2008 sebesar 6,3%, banyak faktor pendukung yang bisa membawa pertumbuhan ekonomi mencapai 6% pada akhir 2008 sesuai target revisi pemerintah,” ujar dia. Deputi Gubernur Senior BI Miranda S Goeltom mengatakan, dampak kenaikan harga BBM terhadap inflasi hanya akan berlangsung selama tiga sampai empat bulan. Perkiraan ini berdasarkan kebijakan kenaikan BBM pada 2005. Saat itu, pemerintah dua kali menaikkan harga BBM, masing-masing sebesar 30% dan 126%. Miranda optimistis, jika kebijakan pemerintah dan moneter BI bisa berjalan beriringan, dampak buruk inflasi bisa ditekan. BI juga akan terus mencermati data-data terkini suku bunga. “Yang jelas tidak mungkin kami melakukan pelonggaran moneter dalam suasana tekanan inflasi yang cukup besar. Tapi apakah akan memperketat atau tetap sama, itu akan kami lihat dari data minggu terakhir Mei,” katanya. Tak Ada Capital Outflow Hartadi Sarwono juga mengemukakan, kendati pertumbuhan ekonomi dunia melambat, tidak akan terjadi pelarian modal (capital outflow) besar-besaran dari Indonesia. “Bahkan, net inflow masih lebih besar dibandingkan outflow. Kalau dilihat datanya, kepemilikan asing pada Surat Utang Negara (SUN), Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan saham masih normal. Kalaupun di SBI berkurang, jumlahnya masih berkisar di situ-situ saja,” tuturnya. Secara terpisah,Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Rusman Heriawan mengakui, inflasi pada Juni 2008 atau setelah kenaikan harga BBM bisa mencapai 10,6%. Perhitungannya, laju inflasi tahunan saat ini 8,9% ditambah 1,7% yang berasal dari tambahan inflasi akibat kenaikan harga BBM sebesar 28,7%. “Tambahan inflasi sebesar 1,7% itu sama dengan inflasi sesaat setelah pemerintah menaikkan harga BBM sebesar 30% pada Maret 2005. Tapi karena inflasi Maret 2007 hanya 0,10%, dampak kenaikan harga BBM sekarang akan memicu inflasi tahunan yang lebih besar. Bisa dua digit,” tandasnya. Dewan Gubernur BI awal bulan ini menaikkan BI rate dari 8% menjadi 8,25%. Itu merupakan kenaikan yang pertama kalinya sejak 6 Desember 2007. BI rate pernah mencapai level tertinggi 12,75% pada 6 Desember 2005. Laju inflasi tahun kalender Januari-April 2008 mencapai 4,01%. Sedangkan inflasi bulanan (month on month/mom) dan tahunan (year on year/yoy) masing-masing mencapai 0,57% dan 8,96%. Angka tersebut naik cukup tinggi dibandingkan inflasi tahunan pada Maret 2008 (8,17%). Kalangan analis memperkirakan tekanan inflasi semakin kuat seiring kenaikan harga BBM. Hingga akhir 2008, inflasi bisa mendekati level 11%. "BI rate juga bisa naik sampai 9%," ujar Direktur Danareksa Research Institute (DRI) Purbaya Yudhi Sadewa.

Posted in Labels: , |

0 comments:

Yahoo! Web Hosting - Build a great web site with our easy-to-use tools Your Ad Here

Online Payment

Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.