Perkuat Broadband, Telkomsel Refarming Frekuensi 2G

Oleh Rizagana JAKARTA (Investor Daily), Telkomsel memutuskan untuk melanjutkan teknologi GSM dengan mengaplikasikan teknologi long term evolution (LTE). Selain itu, untuk memperkuat layanan broadband, operator terbesar di Indonesia itu minta tambahan frekuensi kepada pemerintah. Meski begitu, Telkomsel juga menyiapkan langkah antisipasi dengan me-refarming frekuensi yang ada bila tambahan frekuensi tidak dikabulkan. Direktur Perencanaan dan Pengembangan Telkomsel Syarief Syarial Ahmad mengatakan, manajemen Telkomsel telah memutuskan untuk mengadopsi teknologi LTE dan tidak akan ikut tender Wimax, layanan broadband berkecepatan hingga 50 Mbps. Selain LTE disebut-sebut sebagai teknologi generasi keempat dari GSM, teknologi terbaru itu juga menjanjikan kecepatan akses internet hingga 100 Mbps. “Biar Telkom (induk perusahaan Telkomsel) yang ke Wimax, kami tetap ke LTE,” kata Syarif saat mempresentasikan “Telkomsel Moving Forward” di Hotel Novotel, Bogor, akhir pekan lalu. Vice President Technology and Business Incubations Telkomsel Joseph Garo menambahkan, meski tidak masuk dalam bisnis Wimax, Telkomsel tetap akan menggunakannya untuk backhaul sebagai komplemen layanan. “Untuk LTE kami targetkan bisa mulai diterapkan pada 2010,” kata dia. Bagi Telkomsel yang menjadi operator GSM, kata dia, implementasi Wimax membutuhkan perubahan besar pada infrastruktur. Bagi perusahaan penyedia broadband tak akan kesulitan mengimplementasikan Wimax. “Namun karena kami operator telekomunikasi berbasis GSM, penerapan LTE tidak membutuhkan perubahan besar. Jadi, bagi kami, LTE lebih mudah, lebih efisien, karena kami tinggal mengembangkannya saja," jelas Joseph. Menurut Joseph, teknologi LTE dan Wimax memiliki sistem modulasi yang hampir sama, yakni mampu menembus gedung dan penghalang lainnya sehingga keduanya tak akan menemui kendala diimplementasikan di Indonesia yang memiliki kondisi geografis dan kontur wilayah yang tidak teratur. "Wimax cocok digunakan oleh pengguna terbatas, seperti small enterprise, koneksi internal korporasi atau meningkatkan performa Speedy Telkom," kata Joseph. Refarming Frekuensi Syarif menjelaskan, bisnis telekomunikasi ke depan akan dihiasi dengan persaingan dalam layanan broadband. Komunikasi data akan makin marak dan bahkan menjadi tulang punggung bisnis telekomunikasi ke depan. Guna memperkuat layanan broadband itulah, Telkomsel berharap tambahan frekuensi. Saat ini Telkomsel hanya memiliki frekuensi satu blok (5 Mhz). Untuk bisa menggelar broadband yang baik, Telkomsel membutuhkan tambahan dua blok lagi (10 Mhz) plus dua blok lagi untuk menerapkan layanan broadband berteknologi Long Term Evolution (LTE). “Total, kami butuh tambahan 20 Mhz," ujar Syarif. Untuk mengantisipasi bila pemerintah tidak mengabulkan permintaan tambahan frekuensi itu, kata Joseph, Telkomsel kini menguji coba refarming frekuensi 2G yang ada. Operator Kartu Halo, Simpati, dan Kartu As ini tengah menggelar 3G. Total base transceiver station (BTS) untuk 2G saat ini mencapai 22.000 unit di setiap kecamatan seluruh Tanah Air, dan untuk 3G sekitar 2.388 unit di 103 kota. Pelanggan Telkomsel saat ini lebih dari 50 juta, dan pelanggan 3G sekitar 4,5 juta. “Bila semua jaringan sudah 3G, semua layanan menggunakan jaringan frekuensi 3G. Frekuensi 2G yang ada akan diberdayakan untuk jaringan broadband W-CDMA. Ini yang sekarang kami uji cobakan, yakni me-refarming frekuensi yang ada,” kata dia. “Uji coba sedang dilakukan. Namun perpindahan dari 2G ke 3G akan memakan waktu cukup lama. Mungkin sekitar 5 tahun lagi," jelas Syarief. ***

Posted in Labels: , |

0 comments:

Yahoo! Web Hosting - Build a great web site with our easy-to-use tools Your Ad Here

Online Payment

Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.