Inflasi????

*Jakarta* - Pasar saham terguling, harga surat utang alias obligasi anjlok, reksa dana yang relative aman pun ikut negatif. Ini semua bukan tanpa sebab. Lantas apa? Hantu inflasi telah meneror pasar modal. Begitu parahkan inflasi Indonesia di mata investor? Berawal dari 1 April, yang beken dengan April Mop-nya, dengan adanya kejutan ke pelaku pasar. Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi Maret 2008 sebesar 0,95%. Laju inflasi tahun kalender (Januari-Maret) 2008 sebesar 3,41%, serta laju inflasi /year on year/ (Maret 2008 terhadap Maret 2007) sebesar 8,17 persen. Pelaku pasar langsung/ shock/ melihat angka-angka tersebut. Analisis pun mulai dilakukan. BPS menyebutkan kenaikan harga komoditas pangan sebagai pemicu kenaikan inflasi. Harga komoditas memang terus naik seperti CPO, gandum, kedelai. Tapi harga komoditas energi yang menjadi salah satu penyebab pelemahan ekonomi global belum dimasukkan pemerintah. Ini bukan salah BPS. Karena memang pemerintah belum melakukan penyesuaian terhadap kenaikan harga minyak dunia terhadap harga BBM dalam negeri sehingga tidak ada penghitungan inflasi akibat harga minyak. "Kondisi inilah yang membuat pasar bereaksi negatif, karena disaat negara lain sudah menyesuaikan harga BBM, Indonesia belum. Sehingga pasar melihat inflasi bisa lebih tinggi dari angka BPS jika pemerintah sudah menyesuaikan harga BBM dalam negeri dengan harga minyak global," kata Rohma Fitri Murniati, Head of High Yield Instrument BNI Securities dalam perbincangannya dengan* detikFinance*, Jumat (4/4/2008). Menurut Fitri, pasar lebih rasional melakukan analisis inflasi. Dengan cadangan minyak dunia yang makin tipis, tren harga minyak dunia akan bertahan di atas US$ 100 per barel. "Sulit untuk harga minyak kembali ke level US$ 70 atau US$ 80 per barel, kemungkinan terendah yang sudah dianalisa pasar di level US$ 85-90 per barel," katanya. Masalahnya, pemerintah saat ini masih memakai asumsi harga minyak APBN 2008 pada level rendah US$ 65 per barel, karena asumsi baru di level US$ 95 per barel belum disetujui DPR. Kenaikan harga minyak inilah yang membuat beban subsidi BBM dan listrik membengkak. Tapi saat ini pemerintah lebih memilih menaikkan anggaran subsidi daripada memberikan kenaikan beban BBM ke masyarakat. Kebijakan populis inilah yang membuat pasar cemas karena pemerintah tidak akan kuat akan menanggung beban subsidi di APBN. Bukan apa-apa, anggaran negara sangat cekak, jika terus-terusan menanggung subsidi yang besar, APBN bisa jebol. "Ini yang membuat pasar percaya inflasi Indonesia sebenarnya lebih tinggi dari yang diumumkan jika penyesuain harga minyak sudah dimasukkan," ujar Fitri. Fitri mengatakan, tidak hanya Indonesia yang mengalami kenaikan inflasi tapi semua negara karena penyesuaian harga komoditas pangan dan energi. Tapi Indonesia baru melakukan penyesuaian harga komoditas pangan dengan kenaikan harga minyak goreng, kedelai dan tepung belum ada penyesuaian di harga BBM. Jadi pasar melihat inflasi Indonesia sebenarnya belum angka yang sebenarnya dibanding negara lain. Akibatnya, investasi di Indonesia dinilai masih berisiko tinggi dibanding negara /emerging market/ lainnya. "Investor asing pasti akan memilih Australia atau China, walaupun inflasinya tinggi sudah merupakan angka yang sebenarnya sehingga perhitungannya tidak berisiko," tutur Fitri. Fitri mengakui mau tidak mau pemerintah memang harus melakukan penyesuaian harga BBM dalam negeri agar anggaran negara sehat. "Dengan anggaran yang sehat pasar lebih /confident/. Seperti tahun 2005 ketika harga BBM naik masyarakat /shock/, tapi setelah itu anggaran sehat dan pasar menjadi /bullish/," ujarnya. Fitri memperkirakan selama belum ada penyesuaian inflasi yang sebenarnya, investor asing masih merasa belum nyaman berinvestasi di Indonesia. Pasar memperkirakan target inflasi pemerintah sebesar 6 persen plus minus 1 bakal terlampaui. Tradisi pencapaian deflasi di bulan April pun bisa menguap karena tingginya ancaman inflasi. Jadi jangan heran jika saham atau obligasi masih akan mengalami terror inflasi. Berhati-hatilah.

Posted in Labels: , |

0 comments:

Yahoo! Web Hosting - Build a great web site with our easy-to-use tools Your Ad Here

Online Payment

Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.