Sejumlah Bank Biayai Telkom US$ 1 M
Posted On 11 Juni 2008 at 23.44
Oleh Eva Fitriani
JAKARTA, Investor Daily-Sejumlah bank akan mengucurkan pinjaman sebesar US$ 1 miliar atau sekitar Rp 9,3 triliun untuk PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) pada Agustus 2008. Dana tersebut untuk memenuhi belanja modal (capex) tahun ini senilai US$ 2,5 miliar. Dirut Telekomunikasi Indonesia (Telkom) Rinaldi Firmansyah menegaskan, pinjaman tersebut menutup peluang bagi perseroan dalam menerbitkan obligasi. “Semua pendanaan eksternal akan dipenuhi dari pinjaman bank, sedangkan sisanya kas internal,” kata dia di sela seminar Certified Financial Analyst (CFA) di Jakarta, Selasa (10/6).
Rinaldi menambahkan, sejumlah bank lokal seperti PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Negara Indonesia Tbk, dan PT Bank Central Asia Tbk telah menyatakan kesiapannya. Bgeitu juga dengan beberapa bank asing. Namun, dia mengatakan, Telkom kemungkinan memilih bank lokal. Sebab, perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia itu berniat menarik pinjaman dalam bentuk rupiah. Dalam waktu dekat, perseroan akan menggelar beauty contest untuk pemilihan bank.
Telkom akan menggunakan capex untuk membangun 3.000 base transceiver station (BTS) di Tanah Air. Selain itu, perseroan akan mengakuisisi perusahaan telekomunikasi di Timur Tengah senilai US$ 500 juta. Kepala Riset PT Corfina Capital Gunawan Tjandra mengatakan, keputusan Telkom menggunakan opsi pinjaman perbankan dibandingkan penerbitan obligasi, sangat tepat. Sebab, kondisi pasar surat utang sedang tidak stabil. Bunga obligasi yang diminta pemodal saat ini cukup tinggi, sehingga dapat memberatkan keuangan perseroan.
Saham Telkomsel
Mengenai saham PT Telkomsel, Rinaldi mengatakan bahwa pihaknya akan memanfaatkan hak membeli terlebih dahulu (preemptive right) bila Temasek berniat menjual 35% saham Singapore Telecommunication (Singtel) pada Telkomsel. Rencana itu telah mendapat dukungan dari Komisaris Utama Telkom Tanri Abeng dan Menneg BUMN Sofyan Djalil. Namun, kata Rinaldi, pihaknya belum yakin Temasek akan menjual saham Singtel pada Telkomsel. Sebab, belum pernah ada pembicaraan dengan pemegang saham.
Penjualan Indosat
Moody’s Investors Service kemungkinan menurunkan rating Ba1 PT Indosat Tbk (ISAT) dan Ba2 untuk obligasi senior unsecured bond Indosat Finance Company BV dan Indosat International Finance. Penurunan peringkat itu menyusul pengumuman penjualan 40,8% saham Indosat milik Singapore Technologies Telemedia (STT) ke Qatar Telecom. Moody’s menilai, akuisisi itu dapat memicu perubahan ketentuan dalam senior unsecured notes Indosat Finance Company BV senilai US$ 300 juta dan senior unsecured notes Indosat International Finance Company BV senilai US$ 250 juta. Dalam keterangan tertulisnya, Moody’s akan menilai apakah transaksi pembelian saham itu bisa memberi nilai positif atau tidak, mengingat terjadi perubahan struktur kepemilikan saham.
Pada perdagangan kemarin, saham Indosat berkode ISAT ditutup menguat Rp 1.000 (17,7%) ke level Rp 6.650. Nilai transaksinya mencapai Rp 860,4 miliar.
Namun, pengamat pasar modal David Cornelis memperkirakan, harga ISAT bakal menembus level Rp 8.000. Apalagi, secara teknikal, harga saham emiten telekomunikasi saat ini cukup murah. “Pembelian saham Indosat oleh Qtel juga menunjukkan bahwa prospek investasi di industri telekomunikasi dalam negeri masih cukup prospektif,” kata David. (art)