APJII Dapat Lisensi Wimax, Tarif Internet Turun

Oleh Rizagana JAKARTA, Investor Daily-Kalangan penyedia jasa internet (internet service provider/ISP) berharap menjadi salah satu pihak yang mendapatkan lisensi penyelenggaraan bisnis internet pita lebar nirkabel berteknologi Wimax. Mereka optimistis, penetrasi internet akan meningkat pesat dan tarif internet akan turun jika teknologi tersebut diaplikasikan. Demikian dikatakan Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jaringan Internet Indonesia (APJII) Sylvia Sumarlin kepada Investor Daily di Jakarta, pekan lalu. Sylvia menanggapi rencana Ditjen Postel Depkominfo memberikan tiga lisensi Wimax dan membagi wilayah operasinya menjadi 17 wilayah. Salah satu lisensi Wimax itu akan diberikan kepada APJII. “Kalangan ISP menyambut baik apabila pemerintah berinisiatif menjadikan ISP sebagai pihak yang akan mendapat lisensi Wimax. Ini akan menimbulkan dampak yang cukup besar terutama dari sisi investasi dan kecepatan akses internet di Tanah Air,” kata Sylvia. Dia mengatakan, hal itu sesungguhnya merupakan usulan dan keinginan APJII. Karena APJII merupakan lembaga nirlaba, pemegang lisensi itu diusulkan adalah koperasi APJII. Saat ini ada 245 ISP yang menjadi anggota APJII dari 281 pemegang lisensi ISP. Dari seluruh anggota APJII itu hanya 160 anggota yang aktif. Sylvia mengatakan, APJII tersebar di seluruh Indonesia. Selama ini, anggota APJII sudah terbiasa dengan teknologi nirkabel. Yakni dengan menggelar akses internet hotspot berteknologi WiFi. Untuk menggelar hotspot, anggota APJII itu harus membangun BTS (based transceiver station) dalam jarak yang rapat, sekitar tiap lima kilometer. Dengan Wimax, BTS bisa digelar dalam radius 30-40 km. “Ini berarti mengirit investasi, yang berarti menurunkan biaya. Ini pasti akan menurunkan tarif internet yang dijual ke masyarakat,” kata dia. Selain itu, lanjut putri mantan Menkeu JB Sumarlin ini, anggota APJII atau para ISP merupakan satu-satunya pihak yang langsung berhubungan dengan para end user (warung internet /warnet maupun pengguna di rumah). Oleh karena itu penunjukkan ISP sebagai salah satu operator Wimax merupakan suatu hal yang sangat positif. “Dari mulai pengaturan hosting, service untuk infrastruktur, pengalokasian pembagian IP (Internet Protocol) kepada pengguna, itu semua dapat dilakukan ISP. Semua ini nantinya akan sangat dirasakan manfaatnya bagi para end user, terutama untuk tarif. Beda dengan operator telekomunikasi yang pelayanannya terbatas,” kata Sylvia. Hanya saja, menurut Sylvia, tingkat penurunan tarif internet kepada end user itu akan makin terasa bila pemerintah juga menurunkan biaya lisensi Wimax. “Kalau biaya lisensi ternyata ditetapkan Rp 200 miliar, penurunan tarif internet tak akan turun drastis. Seharusnya pemerintah membebaskan biaya lisensi itu. Toh pemegang lisensi Wimax nanti akan membayar biaya hak penggunaan (BHP) frekuensi dan biaya untuk Universal Service Obligation (USO) kepada pemerintah setiap tahun yang besarnya masing-masing 1,75% dan 1,25% dari pendapatan kotor,” kata Sylvia. Selain itu, Sylvia juga mengkritisi tentang denda yang ditetapkan pemerintah dalam rangka penerapan quality of service (QoS) kepada ISP. Bila ada pelanggan yang melapor karena layanan internetnya bermasalah dan tidak segera diselesaikan, ISP dikenai denda. Besarnya denda cukup mahal. “Saya lupa besarannya, tapi dari ratusan juta rupiah hingga Rp 10 miliar. Akibatnya banyak dari ISP yang mendepositkan sebagian dananya untuk membayar denda. Ini pasti akan menghambat penurunan tarif internet,” kata Sylvia. Dibagi 17 Wilayah Wimax adalah akses nirkabel berkecepatan tinggi yang memungkinkan transfer data hingga 80 megabyte per detik (Mbps), jauh lebih cepat dari layanan internet berbasis layanan seluler generasi ketiga (3G) yang hanya sekitar 2,4 Mbps. Daya jangkaunya pun bisa mencapai 50 kilometer. Sumber Investor Daily menyebutkan, selain akan menunjuk tiga operator Wimax, pemerintah akan membagi wilayah Indonesia menjadi 17 wilayah operasi Wimax. Namun, ia tidak bisa merinci bagaimana pembagian 17 wilayah operasi itu. “Bisa jadi, tiga operator itu masing-masing mendapatkan semua wilayah operasi itu. Bisa jadi pula, 17 wilayah operasi itu akan dibagi-bagi kepada tiga operator itu,” kata dia. Menurut Sylvia, awalnya wilayah operasi Wimax akan dibagi menurut pembagian wilayah operasi PT Telkom. Hanya saja, bagaimana pembagian wilayah itu ke masing-masing operator Wimax. Belum diketahui apakah operator akan mendapatkan lisensi nasional (seluruh 17 wilayah itu) atau ke 17 wilayah itu dibagi ke masing-masing operator. “Kalau dibagi-bagi, kasihan operator yang mendapat wilayah yang tidak menguntungkan secara bisnis. Begitu juga kalau lisensinya bersifat nasional, operator itu pasti tidak akan membangun wilayah timur yang kurang menguntungkan secara bisnis. Tapi bagaimana kelanjutannya saya tidak tahu,” kata Sylvia. Sesungguhnya, lanjut Sylvia, kalau APJII mendapat lisensi nasional, pihaknya tidak akan kesulitan membangun jaringan Wimax di seluruh Indonesia karena anggota APJII tersebar di seluruh Indonesia. “Anggota APJII di daerah-daerah, nanti bisa membangun jaringan Wimax khusus untuk daerah itu,” kata dia. ***

Posted in Labels: , |

0 comments:

Yahoo! Web Hosting - Build a great web site with our easy-to-use tools Your Ad Here

Online Payment

Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.