free your mind

JAKARTA, investorindonesia.com-Deputi Gubernur Bank Indonesia mengatakan, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi sebesar 30 % bisa membuat inflasi dua digit. "Inflasi bisa dua digit," katanya ketika ditanya wartawan bila rencana kenaikan harga BBM sebesar 30 % dilakukan pemerintah di Jakarta Convention Centre, Jumat, seperti dilansir Antara. Menurut dia, inflasi tahun kalender (Januari-April) sebesar 3,53 %, mendekati target inflasi yang ditetapkan selama satu tahun yaitu lima plus minus satu. Untuk itu, menurut dia, perlu kerjasama strategis terutama untuk mengurangi tekanan inflasi yang akan berlangsung pada bulan-bulan ke depan. Ia mengatakan, untuk tekanan inflasi dari sisi moneter yaitu akibat inflasi barang-barang impor dan juga ekpektasi inflasi pihaknya terus berusaha meredam. Menurut dia, BI akan menggunakan instrumen suku bunga acuan, BI rate untuk meredam tekanan inflasi. Ia mengatakan, kenaikan BI rate sebesar 25 basis poin menjadi 8,25 % kemarin, terutama didorong untuk mengurangi tekanan inflasi yang terus menguat. Ia menyatakan, pihaknya akan terus memantau dan menyesuaikan kebijakan BI rate dengan inflasi yang dihadapi. Untuk inflasi barang Impor, ia mengatakan, BI akan selalu melakukan intervensi agar nilai tukar rupiah tidak bergejolak terlalu dalam. "Saat ini saya happy, menguat lagi lebih bagus," katanya. Sementara itu, tekanan inflasi dari sisi pasokan dan distribusi bahan makanan perlu segera ditangani. Menurut dia, pemerintah perlu menstabilkan harga-harga komoditas strategis. Sebab hal itu mampu meredam inflasi. Ia mengungkapkan, menurut perhitungan BI, Inflasi indeks harga konsumen (IHK) 2006 sebesar 6,6 % dapat berkurang menjadi 4,9 % bila harga beras dan minyak goreng stabil. Begitu pula pada 2007, inflasi IHK sebesar 6,6 % dapat bekurang menjadi 5,6 % bila harga beras dan minyak goreng stabil. Menurut dia, program stabilisasi harga sangat mungkin dilakukan terutama dengan memperbaiki saluran distribusi. (*)