Ekspor Maret 2008, Pecahkan Rekor Sejak Krisis

JAKARTA (Investor Daily), Nilai ekspor Maret 2008 tercatat sebagai ekspor terbesar dibanding Maret tahun-tahun sebelumnya, bahkan memecahkan rekor selama 10 tahun terakhir atau sejak krisis ekonomi 1997-1998. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor Maret 2008 mencapai US$ 11,90 miliar, naik 12,96% dibanding Februari 2008, dan meningkat 31,24% dibanding Maret 2007. Menurut Kepala BPS Rusman Heriawan, ekspor nonmigas Maret mencapai US$ 9,14 miliar atau meningkat 12,09% dibanding Februari 2008, dan naik 21,99% dibanding Maret 2007. Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari-Maret mencapai US$ 33,62 miliar atau naik 31,43% dibanding periode sama 2007. "Adapun ekspor nonmigas mencapai US$ 26,24 miliar atau naik 24,83%," ujar Rusman saat menyampaikan Berita Resmi Statistik (BRS) di Jakarta, Jumat (2/5). Dia menjelaskan, peningkatan ekspor nonmigas terbesar terjadi pada lemak dan minyak hewan/nabati US$ 782,3 juta, sedangkan penurunan terbesar terjadi pada bijih, kerak, dan abu logam US$ 59,8 juta. "Kenaikan harga CPO (minyak sawit mentah, red) luar biasa. Intinya, selama harga minyak dunia terus meningkat, selama itu pula dunia akan semakin membutuhkan biofuel. Makanya, CPO dan batubara Indonesia punya harga bagus," tuturnya. Rusman Heriawan mengungkapkan, ekspor nonmigas ke Jepang mencapai angka terbesar US$ 1,05 miliar, disusul Amerika Serikat US$ 970,3 juta, dan Tiongkok US$ 852,9 juta. Kontribusi ketiganya mencapai 31,41%. "Ekspor ke Uni Eropa yang meliputi 27 negara sebesar US$ 1,16 miliar," ucapnya. Dia menambahkan, ekspor hasil pertanian dan hasil industri periode Januari-Maret 2008 meningkat masing-masing 41,70% dan 30,48% dibanding periode sama 2007. Sedangkan ekspor hasil tambang dan lainnya turun 10,02%. Tak Terpengaruh AS Direktur Perencanaan Makro Kementerian Negara PPN/Bappenas Bambang Prijambodo mengemukakan, ekspor nonmigas masih tumbuh 24,8%. Meskipun demikian, sebagian disumbang kenaikan harga. Menurut dia, hal itu mengindikasikan ekonomi di kawasan Asia belum terlalu terpengaruh perlambatan ekonomi AS. Bahkan, ekspor nonmigas ke AS masih tumbuh 12,7%. "Dengan memperhitungkan perlambatan ekonomi AS dan ekonomi Asia yang masih tumbuh relatif tinggi, saya optimistis sasaran pertumbuhan ekspor nonmigas 2008 sebesar 13,5-14,5% tercapai," paparnya. Chief Economist Bank Danamon Anton Gunawan mengakui, nilai ekspor Maret 2008 yang dicatat BPS lebih rendah daripada prediksinya sebesar 15,4%. Menurut dia, pertumbuhan ekspor tersebut lebih didorong kenaikan harga minyak dan pangan dunia. "Itu lebih banyak dipicu kenaikan harga minyak dan pangan dunia, khususnya CPO dan karet. Tapi memang nilai ekspor Maret sudah diprediksi lebih tinggi daripada Februari 2008," ujarnya. Oleh Radja Hendrik N

Posted in Labels: , |

0 comments:

Yahoo! Web Hosting - Build a great web site with our easy-to-use tools Your Ad Here

Online Payment

Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.