Depkeu Serap Rp 8,95 Triliun Dari Lelang Obligasi

JAKARTA, SELASA - Departemen Keuangan menyerap dana Rp 8,95 triliun dari lelang dua seri obligasi negara yakni Surat Perbendaharaan Negara (SPN) dan surat utang negara (SUN) seri FR0046. Lelang kali ini mencatat lembaran sejarah baru karena untuk pertama kalinya Bank Indonesia atau BI masuk sebagai peserta dalam lelang perdana surat berharga negara. Sebelumnya BI enggan masuk ke pasar perdana karena keberatan atas pajak yang di bebankan pemerintah pada setiap transaksi di pasar perdana. Kali ini BI ikut lelang SPN untuk pertama kalinya dalam sejarah. Ini sangat positif dalam pengelolaan baru surat utang negara. "Ini akan membantu peningkatan kepercayaan investor karena dua otoritas (fiskal dan moneter) bersama-sama membangun pasar SUN," ujar Dirjen Pengelolaan Utang Departemen Keuangan Rahmat Waluyanto di Jakarta, Selasa (27/5) usai lelang atas kedua seri obligasi negara tersebut. Menurut Rahmat, sebenarnya ada tiga jenis surat berharga negara yang dilelang pada hari ini, yakni SPN, SUN seri FR0046, serta obligasi negara tanpa kupon atau zero coupon bond (ZC). Namu n khusus untuk ZC tidak ada penawaran yang masuk. Oleh karena itu, pemerintah mencatat penawaran hanya pada dua seri obligasi negara yakni SPN dan SUN seri FR0046. Catatan Departemen Keuangan memperlihatkan, total penawaran yang m asuk mencapai Rp 12,24 triliun, namun jumlah penawaran yang dimenangkan atau dilepas pemerintah hanya Rp 8,95 triliun. Itu artinya ada kelebihan penawaran dibandingkan jumlah obligasi yang dimenangkan (oversubscribe) sebesar 1,4 kali. Dari seri SPN, pemerintah mendapatkan dana Rp1,9 triliun sementara dari FR0046 Rp 7,05 triliun. SPN dilepas dengan masa jatuh tempo 12 bulan, sedangkan FR0046 dilepas dengan masa jatuh tempo 15 tahun. Imbal hasil (yield) rata-rata SPN dilepas pada posisi 10,45 persen, sedangkan FR0 046 12,87 persen. Yield rata-rata itu relatif rendah dibanding perkiraan pemilik obligasi negara saat ini serta perhitungan Bloomberg dan Himpunan Pedagang Surat Utang Negara ( Himdasun), ujar Rahmat. Lebih dari itu tercatat adanya dominasi dana asing yang mulai masuk ke pasar obligasi negara karena permintaan terbesar pada SUN seri jangka panjang adalah asing, yakni mencapai 75 persen. Hasil lelang kedua obligasi tersebut menunjukkan bahwa dampak paska kebijakan kenaikan harga BBM mendapatkan respon positif dari pelaku pasar modal. Porsi asing dalam kepemilikan SUN telah menembus rekor tertinggi yakni Rp 89 triliun atau 17,1 persen dari to tal SUN yang diperdagangkan. Ini cermin kepercayaan investor yang meningkat, kata Rahmat. Orin Basuki

Posted in Labels: , , |

0 comments:

Yahoo! Web Hosting - Build a great web site with our easy-to-use tools Your Ad Here

Online Payment

Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.