BI Rate Harus Naik, Inflasi Diprediksi Melemah Jadi 0,2-0,7%

JAKARTA( Investor Daily), Laju inflasi bulanan (month on month/mom) pada April diprediksi melemah menjadi sekitar 0,2-0,7%, sedangkan inflasi tahunan (year on year/yoy) sebesar 8,5-8,9%. Namun, ancaman inflasi masih kuat sehubungan masih bergejolaknya harga pangan dan minyak mentah. Demikian rangkuman pendapat yang dihimpun Investor Daily dari ekonom Lippo Bank Winang Budoyo, Chief Economist Bank Danamon Anton Gunawan, Chief Economist Standard Chartered Bank (SCB) Fauzi Ichsan, ekonom senior BNI Ryan Kiryanto, Chief Economist Bank Mandiri Marthin Panggabean, dan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Rusman Heriawan. Mereka dimintai komentarnya di Jakarta, Rabu (30/4), sehubungan rencana BPS mengumumkan inflasi pada Jumat hari ini (2/5). Winang Budoyo memperkirakan inflasi bulanan pada April turun menjadi 0,2% dibanding Maret yang mencapai 0,95%. Sedangkan inflasi tahunan akan menjadi 8,55%. “Bila pemerintah tidak menaikkan harga BBM bersubsidi, inflasi pada akhir tahun berkisar 7,85%,” tuturnya. Anton Gunawan memprediksi inflasi bulanan dan tahunan pada April masing-masing mencapai 0,40% dan 8,77%. “Inflasi bahan makanan masih berlanjut karena kuatnya tekanan harga beras selama April,” ujarnya. Dia menambahkan, ada kemungkinan inflasi melambat sebagaimana tingkat suku bunga yang stabil. Namun, harga minyak tanah dikhawatirkan masih bergerak naik. "Secara jangka panjang, dampak lanjutan kenaikan harga komoditas global akan berdampak pada outlook inflasi jangka panjang," paparnya. Bisa di Atas 10% Fauzi Ichsan memperkirakan inflasi April berada pada kisaran 0,5% (mom) dan 8,9% (yoy). Alasannya, harga bahan kebutuhan pokok masih cukup tinggi di pasar internasional. Khusus di dalam negeri, menurut dia, penurunan harga beras cukup membantu mengerem laju inflasi. Namun, harga minyak mentah dan komoditas pangan lainnya masih menunjukkan tanda-tanda peningkatan. "Karena itu, jika pemerintah tidak menaikkan harga BBM subsidi, inflasi hingga akhir 2008 sekitar 7,5-8%. Tapi kalau pemerintah akhirnya menaikkan harga BBM bersubsidi, inflasi 2008 akan naik di atas 10%," ucapnya. Ryan Kiryanto memprediksi inflasi April sekitar 0,5-0,7% (mom) dan 8,3-8,5% (yoy). Dia memastikan inflasi tetap tinggi hingga akhir tahun sekitar 7,5-8,5%. Itu menyulitkan Bank Indonesia (BI) mempertahankan BI rate pada level 8%. Marthin Panggabean mengungkapkan, inflasi inti (core inflation) akan meningkat dari 7,63% menjadi 8% pada April 2008, sehingga inflasi sepanjang tahun bisa mencapai 9%. Rusman Heriawan mengakui, pada April 2008 harga bahan pokok mulai melemah dibanding bulan sebelumnya. Sebaliknya, harga energi dan properti menggeliat naik.m“Yang perlu diwaspadai, kenaikan inflasi lebih didorong kondisi internasional, bukan karena supply-demand terjadi seperti selama ini,” ucapnya. Rusman menambahkan, meski tidak setinggi Maret, inflasi April tidak mungkin menyamai tahun sebelumnya yang mencapai minus (deflasi) 0,16%. BI Rate Winang Budoyo menilai, BI rate harus dinaikkan 50 basis points (bps). Soalnya, laju inflasi 2008 akan naik di luar prediksi pemerintah menjadi 7,85%. "Karena inflasi di atas 8% dalam dua bulan berturut-turut, BI rate harus naik 50 bps," kata dia. Menurut Ryan Kiryanto, BI rate harus naik 25 bps menjadi 8,25%. Kenaikan BI rate kemungkinan terjadi pada Juni. “Semua tergantung perkembangan inflasi bulanan dan tahunannya. Ada dua pilihan yang bisa diambil BI, yakni menahan BI rate tetap 8% atau menaikkan 25 bps menjadi 8,25%," tuturnya. Fauzi Ichsan menjelaskan, tanpa kenaikan harga BBM bersubsidi, BI rate akan naik 50 bps menjadi 8,5% hingga akhir tahun. Level tersebut bisa menjaga stabilitas ekonomi makro domestik. "Namun, jika harga BBM bersubsidi dinaikkan, BI rate bisa tembus 9%," kata dia. Oleh Raja Hendrik Napitupulu

Posted in Labels: , , |

0 comments:

Yahoo! Web Hosting - Build a great web site with our easy-to-use tools Your Ad Here

Online Payment

Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.