BBM dan Cukai Naik, BAT Pertimbangkan Harga Rokok
Posted On 28 Mei 2008 at 00.08
JAKARTA, SELASA - Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan juga melonjaknya biaya cukai 2008, memaksa PT British American Tobaco (BAT) Indonesia Tbk berpikir ulang terhadap harga produk rokok mereka di pasaran. PT BAT berencana akan menyesuaikan harga rokok. "Kita akan lihat untung ruginya. Misal ada kenaikan cukai ya harus diperhitungkan, kita tidak bisa meneruskan harga ini pada konsumen kita. Yang jelas harga rokok kita tetap kompetitif, produk kita tetap memenuhi segmen yang kita tuju," ujar Lekir Amir Daud, Corporate & Regulatory Affairs Directors kepada wartawan dalam acara paparan publik RUPS PT BAT di Hotel Gran Mahakam, Jakarta, Selasa (27/5). Lekir mengatakan, pascakenaikan harga BBM per 24 Mei lalu, belum ada negatif yang dirasakan. Meski, lanjut dia, pihaknya akan menghitung lagi biaya produksi akibat dampak global kenaikan harga BBM yang bakal berpengaruh pada bahan baku konversi dan logistik.
Sementara untuk cukai yang mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya, yakni dari Rp 7 menjadi Rp 35 per pita cukai di tahun 2008 ini, Lekir mengatakan itu adalah pajak yang diterima konsumen. Meski begitu, lanjut dia, menaikkan harga rokok tidak serta merta dilakukan. "Biasanya jika ada kebijakan cukai baru, perusahaan meneruskan pada konsumen. Namun, perusahaan masih perlu waktu jika ingin menaikkan harga rokok. Mungkin enam bulanan. Soalnya kalau saat ini dinaikkan, risikonya konsumen akan beralih ke brand yang lebih murah," sambung dia. Terlepas dari kenaikan BBM dan harga cukai, PT BAT cukup optimistis, pangsa pasar mereka bisa meningkat di tahun 2008 ini. Hal itu disampaikan presiden direktur Ian Thomas Morton yang menyebut menargetkan kenaikan sebesar 0,2 persen di tahun 2008 ini. "Jika tahun 2007 lalu pangsa pasar kami sebesar 2,5 persen. Tahun ini, kami optimistis menjadi 2,7 persen," ujarnya.
Untuk memenuhi target itu, PT BAT bakal menggenjot pengembangan tiga merk internasional (Global Drive Brands). Tiga brand asing yang akan diberikan investasi lebih adalah Dunhill, Lucky Strike dan Pall Mall. Khusus untuk Pall Mall, akan tetap menjadi prduk unggulan. "Jika tahun lalu kita launching Mei penjualan Pall Mall mencapai 839 juta. Karena tahun ini full, kita yakin akan bisa jual lebih dibanding tahun lalu," sambung Harold Paul Hutabarat, Direktur Marketing. Harold menjelaskan, selama tahun 2005 hingga 2007, volume penjualan rokok brand GDB terus meningkat dari 1,118 miliar batang di tahun 2005, menjadi 2,077 miliar per batang di tahun 2007. Namun, penjualan brand rokok untuk segmen lokal, terus mengalami penurunan, dari 4,614 miliar batang di 2005, menjadi 2,506 miliar per batang di tahun 2007. "Untuk brand lokal, kita akan pikirkan distribusinya, agar tidak terjadi kekosongan di pasar," sambung Harold. (Persda Network/had)